Tuesday, April 12, 2005

I was ill, God was asking me to take a rest...

Dear sahabat dimana saja...

Tanggal 4 - 5 April lalu saya diopname di St. James Hospital karena sudah tiga malam sebelumnya saya menderita demam sangat tinggi hingga 40 derajat celcius. Malam itu saya dijemput ambulance karena fisik saya sangat lemah. Fortunatelly saat itu saya ditemani oleh Mba Ningrum, Alhamdulillaah. Setiba di RS, mereka meng X-Ray dan Blood test dua kali. Namun pagi harinya, ketika consultation dan saya didatangi dokter senior, dia bilang saya tidak apa-apa, hanya infeksi berat di throat saya. Jadi saya cuma butuh istirahat di rumah dua hari.

Dengan rasa masygul yg berkepanjangan, saya tanyakan bagaimana dengan rasa sakit di perut saya dan bentol-bentol berisi air yang mulai menyebar di wajah, perut dan punggung? Dr. tua itu bilang bahwa bentol-bentol itu semata-mata karena beratnya infeksi yang saya derita. That's it! Saya rasanya kesal bukan main, disuruh pulang hanya dengan hasil diagnose seperti itu dan dibekali seratus biji paracetamol!

Malamnya setiba di rumah (5 April 2005), saya berdiskusi dengan Angela teman saya dari Taiwan, dia sedang mengambil PHD.nya di bidang nursery for elderly people, dia bilang dan teman Indonesia lainnya bilang (Nita dan Angela berdua ini baik sekali, mereka yang memasakkan bubur dll untuk saya setiap hari, *terharu mode on*), saya kelihatannya terkena Chicken Pox or Cacar Air. Wah..., langsung muncul 'ide gila' di kepala saya, untuk memastikan penyakit yg saya derita saat ini! Saya meminta mb' Nita memotret saya dibeberapa sisi dan hasilnya dikirimkan ke Pak Nelson Chin di London dan ipar saya yang juga Dr. di Kalimantan Selatan, ternyata menurut mereka berdua hasilnya adalah CACAR AIR. Dengan sigap mereka berdua menuliskan resep Aciclovir tablet dan salep untuk saya, hanya yang menjadi masalah, disini kita tidak bisa membeli obat tanpa prescription!

Duuuuuuuuh temans, kebangetan banget kan rasanya, dokter2 Inggris ternyata enggak tahu cacar air. Akhirnya dengan rasa dongkol yang masih membekas di hati, atas saran ipar dan Pak Nelson, saya pergi ke GP (istilah utk dr. umum di UK sini) utk memastikan ini Chicken Pox dan "memaksa" agar diberi Aciclovir. Menurut 2 dr. Indonesia itu, cacar air di adult itu lebih kuat dan jika tidak "dibom", virus akan bersembunyi di saraf dan dampaknya akan berbahaya untuk tulang2 saya. Duh, saya lupa istilah kedokterannya.

Sesampai di GP, dia tersenyum dan bilang kalo ini memang Chicken Pox dan saya adalah orang ke 6 dalam minggu2 ini yg menderita ini. Oh my God, rupanya di UK pun ada musim cacar airnya :-(

Yang saya sedihkan, Aciclovir yg saya dapatkan dosisnya tidak sesuai dengan anjuran dosis yg diberikan oleh Pak Nelson dan ipar saya, yaitu 400mg. Dr. disini hanya memberikan saya 200mg. It such another problem again!!! Pusing saya sekarang mba, mana phisically saya masih lemah banget dan cacar masih bermunculan dimana2 sampe hari ini dan saya butuh recovery sekitar 2 minggu, obatnya sendiri dosisnya ternyata tak sesuai. Mungkin saya harus kembali ke GP atau "lari" ke Private Hospital saja ya?

So sahabat semua, tolong do'anya semoga saya bisa segera 'recovery' dan kembali beraktifitas seperti biasa :-)

Ima yang masih terkapar!

Tuesday, February 22, 2005

Sekolah Alam story: Cerita Sekolah Impian

Kali ini aku hanya ingin me-link ke Sekolah Alam, aku menyukai konsep pendidikan mereka, just have a look to their website!cerita sekolah alam: Cerita Sekolah Impian

Sekolah Alam Story: Cerita Snake Show



I've always been fascinated with the Sekolah Alam (School of Universe) concept in Indonesia. I think their concept follow and enlighten by Toto Chan's school in Japan. In Indonesia, it's become such an amazing thing and distinctive!

While the education system nowadays has been transforming its self into capitalist and materialist tool. And also its wrapped by using the idea that education should be luxurious to be consider as a great education. For me, the latter is so deceive everybody and already failed to build a humble-socialist characters. So, the presence of Sekolah Alam and its growing up in some cities in Indonesia become an oases!

Bravo Sekolah Alam!

Monday, February 21, 2005

Heavy Snowing, Heavy Heart

Leeds is covered by thick heavy snow. Not only the street covered by snow, but also my heart...!

Keluar dari Leeds Girls High School tadi malam aku disambut oleh taburan salju lembut, menghambur ke seluruh coat dan wajahku..., dingin sesaat --namun ketika aku melihat riangnya bunga-bunga salju halus menari-nari bersama angin dibawah temaram lampu jalanan-- seketika pemandangan indah ini menghangatkan hatiku kembali, setelah peristiwa tadi malam.

Dinihari tadi aku baru saja 'berdebat panjang dan melelahkan' via chatting dengan dia yang kukasihi..., terakhir aku give up dengan argumen masing-masing yang tak berkesudahan... tanpa terasa hatiku menjadi dingin, apalagi jarak kami dipisahkan oleh ribuan mil lautan, gunung, tanah dan anak sungai! Sesaat terasa aliran sungai itu pun menganak dipipiku... Kubiarkan lepas menuju muara, agar jiwaku tak merasa tersiksa.
Diakhir kata, aku sempat meminta maaf atas 'segala yang tercipta' dan Alhamdulillah aku bisa berkata bahwa aku belajar ikhlas atas semua kata dan tindak yang terjadi diantara kami berdua. Di atas segalanya, ada Allah Yang Maha Menolong dan Membebaskan hamba-hambanya. Aku berharap, dalam hari-hari ke depan ini aku dibimbingnya untuk bersabar dalam semua ujianNya, suka dan duka.

Ternyata, di tengah derai bunga-bunga halus salju malam ini, aku 'belajar memahaminya dari sudut dirinya'. Sekali lagi Allah menyapaku lewat tanda-tanda alam-Nya yang indah. Salju yang dingin malam ini menghangatkan hatiku kembali.